Transformasi Gaya Hidup Refill untuk Mengatasi Sampah Plastik
Sampah plastik masih menjadi isu krusial dalam pengelolaan lingkungan di Indonesia. Pemerintah, bersama berbagai pihak, terus mengupayakan langkah-langkah strategis untuk mengurangi jumlah sampah plastik. Salah satu inisiatif terbaru adalah kampanye transformasi gaya hidup refill yang digagas oleh Alner dan Unilever Indonesia1.
Pada tanggal 11 Juni 2024, Alner dan Unilever Indonesia menggelar diskusi interaktif tentang transformasi gaya hidup refill bertajuk “Refill Station: Berdayakan UMKM, Dorong Gaya Hidup Belanja Ramah Lingkungan” di Jakarta Selatan. Diskusi ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Unilever Indonesia Foundation, dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta1.
Menurut Ujang Solihin Sidik, Kasubdit Barang dan Kemasan, Direktorat Pengurangan Sampah Ditjen PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, sistem isi ulang memiliki potensi besar untuk mengurangi dan mencegah sampah plastik dari sumbernya. Sistem ini juga dapat dijadikan model bisnis oleh lebih banyak produsen untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai1.
Tantangan Sampah Saset di Indonesia
Selain sampah plastik umum, sampah saset juga menjadi masalah besar di Indonesia. Menurut laporan Universitas Indonesia dan Diet Plastik Indonesia, rata-rata satu orang Indonesia mengonsumsi 4 kilogram limbah saset per tahun. Jika tidak ada intervensi, diperkirakan akan ada 1,1 juta ton sampah saset di Indonesia pada tahun 20302.
Sampah saset banyak digunakan untuk produk-produk seperti kosmetik, kopi instan, sabun, dan bumbu. Meskipun kemasan saset lebih murah dan praktis, dampaknya terhadap lingkungan sangat signifikan. Inisiatif masyarakat seperti ‘Break Free From Plastic’ telah mengumpulkan lebih dari 33.500 saset plastik di empat negara, termasuk Indonesia, untuk meningkatkan kesadaran akan masalah ini2.
Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Sampah Plastik
Pemerintah Indonesia terus berupaya mengatasi masalah sampah plastik melalui berbagai kebijakan dan program. Pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024, fokus utama adalah mengatasi sampah plastik dengan cara produktif. Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, menekankan pentingnya kesiapan Indonesia dalam menghadapi instrumen hukum internasional yang mengikat terkait polusi plastik3.
Pemerintah juga mendorong masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai melalui berbagai kegiatan sosialisasi dan kampanye di tingkat RT dan RW. Selain itu, Bank Sampah berbasis komunitas semakin banyak bergabung dalam ekosistem refill sebagai pengecer dan pengumpul kemasan yang dapat digunakan kembali1.
Artikel ini memberikan gambaran tentang upaya terkini dalam mengatasi masalah sampah plastik dan PET di Indonesia pada bulan Juni 2024. Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya daur ulang plastik untuk lingkungan yang lebih baik.
1: Mengatasi Isu Kritis Sampah Plastik: Alner dan Unilever Indonesia Kampanyekan Transformasi Gaya Hidup Refill 2: Sampah Saset, Masalah Besar Indonesia dalam Kemasan Kecil. Adakah Solusinya? 3: Peringatan HPSN 2024: “Atasi Sampah Plastik Dengan Cara Produktif”
No comments:
Post a Comment